Sabtu, 24 Januari 2015

CINTA SEGI BANYAK BANGET


Riska Amelia Putri sahut wali kelasku yang jutek itu, dan akupun menyahut "ya bu!", dan aku pun maju ke depan kelas mengambil hasil ujianku. Sepanjang aku berjalan ke depan kelas, yang aku hanya pikirkan adalah "semoga dapat nilai standar untuk tidak ikut remedial" dan sesaat setelah Ibu Rina memberikan kertas itu kepadaku, aku melihat nilaiku, ah syukurlah nilaiku pas untuk tidak remedial, yah maklum aku tidak terlalu bisa pelajaran kimia, entahlah begitu sangat rumit dan membingungkan, seperti rumitnya pemikiranku dan kehidupanku.

Hari itu panas sangat terik sekali, rasanya sudah 3 bulan lebih tidak pernah hujan, hari yang melelahkan di sekolah dan aku harus kembali ke rumah tanpa ditemani oleh para sahabatku Fina dan Luna karena mereka dijemput oleh orang tua mereka hari itu,sedangkan Mei pulang bersama pacarnya Satrio. Aku berjalan kaki untuk sampai ke tempat pemberhentian bis. Sesaat aku sampai di tempat pemberhentian bis, rasanya sangat bersyukur karena tak perlu menunggu waktu yang lama untuk menunggu sekitar 5 menit kemudian, bis yang biasa aku naikki setiap hari tiba. 
Biasanya aku duduk di barisan paling belakang di dekat jendela, karena bis yang aku tumpangi bukanlah bis ber AC, hanya bis ekonomi biasa, jadi aku harus dekat dengan jendela agar aku tidak kepanasan. Jarak dari sekolah ke rumah sekitar 2 jam dan biasanya karena jarak yang sangat panjang itu aku sangat kelelahan dan akhirnya tertidur di bis.

Namun tidak dengan hari ini, pikiranku melayang - layang memikirkan seseorang yang mungkin aneh bagiku. Aneh ? yah.. entahlah.. aku tak mengerti mengapa aku tiba - tiba jadi memikirkan dia. Dia adalah temanku semenjak aku masuk ke SMA itu, kita selalu sekelas sampai sekarang kita menginjak kelas 3 SMA, dia cukup aneh dan sedikit nyentrik karena kegemarannya pada tokoh animasi, cara dia berpakaian dan model rambutnya sangat mirip dengan tokoh animasi yang dia gemari itu. Bila kami satu kelompok tugas, kami tidak pernah bisa sepaham bila menyampaikan argumentasi, tapi kita tidak pernah bertengkar, hanya perbedaan cara pandang kami yang cukup jauh mengenai suatu hal. Bertengkar ? Pernah sih.. Pernah sih tapi tidak pernah sampai bermusuhan. Ya begitulah bila sedang bekerja kelompok, sulit menyatukan banyak pendapat.

Saat istirahat tadi siang, sahabatnya Sandy meneriakkan kata - kata aneh kepadanya, "aksir aksir aksir" sambil tertawa, dan aku mulai aneh mengapa dia berteriak kata yang aneh begitu. Dan otakku mulai memikirkan kata itu "aksir" hm.. kata apa ya itu ? tapi kalau aku pikirkan, itu adalah namaku jika dibalik. Apa maksudnya Sandy berkata itu kepada Nando ? , apa Nando menyukaiku ? 
Ah... pikiran macam apa ini, aku dan Nando jarang berbicara dan tidak terlalu dekat, tidak pernah bbm-an atau sms-an, aku dan Nando malah sering adu argumentasi bila sedang mengerjakan tugas kelompok jika aku sekelompok dengannya. Tapi rasanya aneh sekali ya, ah sudahlah mungkin aku yang terlalu perasa.

Keesokan harinya, aku datang pagi sekali, memasuki ruang kelas yang masih kosong dan melihat kelasku begitu sangat kotor. Jadi kuputuskan untuk menyapu kelasku sebelum wali kelasku marah lagi. Saat aku baru menyapu setengah luas kelas, Nando datang dengan cara jalannya yang tidak biasa itu duduk dan tersenyum "tumben". Aku hanya diam dan terus menyapu.
Kemudian Sandy tiba di kelas dan mendatangi duduk disebelah Nando karena mereka itu teman sebangku. Sementara aku terus menyapu, mereka memperhatikan aku terus dan tiba - tiba Nando bernyanyi lagu Vidi Aldiano "Oh..tiada yang hebat dan mempesona ketika kau lewat di hadapanku biasa saja... Waktu perkenalan lewatlah sudah ada yang menarik pancaran diri terus mengganggu.."

Aku hanya terdiam dan terus menyapu hingga selesai. Namun aku terus memikirkan hal - hal yang menurutku luar biasa anehnya akhir - akhir ini. Siang itu aku pulang sendirian lagi, dan seperti biasa berjalan kaki, namun tiba - tiba ada Nando menyusulku dan berjalan bersamaku, dia bertanya soal tugas karya ilmiah yang harus dikumpulkan bulan depan. Kami berbicara soal karya ilmiah sampai kami tiba di tempat pemberhentian bus. Karena bus untuk aku pulang ke rumah sudah tiba, akhirnya kami berpisah disitu.

 Malam harinya sebelum aku tidur, aku berpikir apakah dia menyukaiku ? tapi rasanya aneh jika dia menyukaiku, aku bukan tipe perempuan yang disukai Nando, yang aku tahu Nando sangat menyukai perempuan yang tinggi, berkulit putih dan feminim. Aku tahu tipenya, karena saat kami kelas dua, Nando dan Bona pernah memperebutkan Elisa, Elisa dulu teman sekelas kami di kelas dua, dia cantik, tinggi dan kulitnya putih. Elisa sangat menarik.  

Lama kelamaan aku jadi sering memperhatikan Nando, setiap hari aku selalu memperhatikan cara dia berjalan, cara dia berbicara, cara dia menatap, dan cara dia tertawa. Dia sungguh menarik juga. Dan jujur saat ini aku semakin lama semakin suka padanya. Jika ada tugas kelompok, aku jadi berusaha dan berharap agar aku selalu bisa sekelompok dengan Nando dan beruntungnya, aku selalu sekelompok dengannya, sehingga kami sering bersama mengerjakan tugas dan bermain.

Suatu hari aku berkumpul bersama ketiga sahabatku, Mei, Fina, dan Luna, di rumahku. Bila gadis - gadis SMA sedang berkumpul, apalagi yang tidak dilakukan selain bergosip dan curhat.
Kami bercerita tentang banyak hal, anak SMA biasanya cerita tentang perasaan, dan akupun menceritakan perasaanku yang baru kurasakan akhir - akhir ini dengan muka malu - malu.
Karena diantara mereka, akulah yang paling sulit jatuh cinta. Mungkin mereka tiba - tiba aneh dan kaget saat aku mengakui bahwa aku suka dengan pria aneh bernama Nando itu. 
Mei : " kamu kok bisa suka sama si aneh Nando itu Ris ?" 
Aku : "aku gak tau Mei, terjadi begitu aja!"

Karena kami kelas tiga SMA kami jadi sering pulang lebih sore dari biasanya, karena tuntutan tugas yang sangat banyak, dan akhirnya kami menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas hingga sore di sekolah. Senangnya aku, Mei dan pacarnya Satrio, Fina, Luna dan Nando sekelompok. Kami semakin dekat satu sama lain, terutama aku dan Nando, kami saling mendekat dan kami sedang memasuki masa pendekatan, dia selalu memberi perhatian lebih padaku, dan akupun demikian. Lama kelamaan aku jadi jatuh cinta padanya dan aku selalu menatap mata Nando yang penuh arti itu kepadaku. Aku yakin dia merasakan perasaanku ini juga dan begitupun aku yang mengerti perasaanya terhadapku. 

Selama kami megerjakan tugas kelompok, terkadang karena stressnya mengerjakan tugas, kami malah bermain dan mengobrol saja sampai sore di sekolah. Aku, Fina, dan Luna biasa pulang bersama, namun beberapa hari terakhir ini, Luna, Nando, Satrio dan Mei selalu pulang paling akhir. Sedangkan aku dan Fina selalu pulang duluan karena kami tidak terbiasa pulang terlalu sore, karena ayah ibu kami melarang kami pulang terlalu sore.
Saat sedang berjalan menuju tempat bus, Fina berkata padaku bahwa ia ingin jujur akan sesuatu hal, dia mengatakan bahwa dia menyukai Nando juga, dan akupun terkaget karena dia tiba - tiba berkata seperti itu, kemudian aku berkata padanya..


Lama Tak Jumpa

Halo bloggers.. :D
sudah lama rasanya gak buka blog sendiri, yang niatnya pengen diisi tiap hari tapi gak pernah kesampean, karena kesibukan yang begitu menggelora.. hahaaha lebay! :P
Tapi akhirnya di tahun ini, tahun 2015 ini, rasanya harus ada perubahan yang diwujudkan..
mimpi mimpi yang masih terpendam, ya salah satunya menulis..
semoga ada yang baca blog aku deh ya ke depannya dan menikmati tulisan'' ku di sini..
Salam hangat!